Jumat, 13 Januari 2012

Peniti Hias Kerudung



Berawal dari kegemaran saya dengan produk-produk aksesoris, maka setiap kali saya pergi ke suatu tempat misalnya ke mall atau ke tempat wisata pasti saya bawa oleh-olehnya aksesoris. Akhirnya sekitar tahun 2008, saya menemukan toko bahan aksesoris dan dari sanalah muncul keinginan untuk membuat produk aksesoris. Kebetulan waktu kuliah saya bertemu teman yang sebelumnya pernah berbisnis aksesoris. Kemudian akhirnya kami bekerja sama dan mendapatkan beberapa proyek yang cukup besar untuk menjadi suplier toko aksesoris yang cukup terkemuka.

Sekarang, setelah beberapa tahun berlalu, saya masih menyempatkan diri untuk membuat beberapa produk aksesoris di tengah-tengah kesibukan bekerja. Membuat aksesoris seperti halnya obat yang dapat menyembuhkan kepenatan. Ya, ketika saya melihat hasil aksesoris yang indah, sepertinya hati ini terasa begitu puas. Memang tidak mudah membuat aksesoris itu, tangan sempet kegunting, kena lem panas, bahkan sering ketusuk jarum. Tapi ga masalah, namanya juga belajar dan belajar.

Produk yang saya buat di antaranya gelang, bando, kalung, dan peniti hias. Nah untuk yang terakhir itu tuh, si peniti hias butuh perjuangan yang sangat keras. Ceritanya lucu sekali. Begini, dulu pernah ada orderan dari temen untuk membuat peniti hias untuk jilbab dengan hisan permata-permata gitu. Jiwa seorang pebisnis sih langsung bilang ok, berapa banyak? But, dont you know dulu itu saya ga bisa sama sekali bikin peniti hias. Ok, fine bisa belajar. Itu prinsip saya. Kemudian saya beli dulu selusin peniti hias. Sebagai informasi bentuk peniti itu aslinya ga kayak sekarang yang udah bengkok, tapi panjang lurus. Nah, saya mulai belajar bengkokin biar kayak peniti di pasaran (waktu itu saya beli satu buat dijadiin contoh). Hasilnya???? Baguslah, seelusin-lusinnya patah. Hhhhmmmm..down, kah?? Justru tidak, akhirnya saya beli lebih banyak dan belajar. Awalnya penyon-penyon, lama kelamaan makin banyak belajar jadi jago deh (akhirnyaaaaaaaa..).  Tanganku  korban kekerasan (alias kejepit tang terus-terusan, hahaa).
ini nih bahan peniti yang lurus itu.

Bahan baku peniti
Alhamdulillah udah ratusan peniti berhasil dibuat dan terjual. Pelajaran  yang dapat kita petik adalah selalu berusaha, berusaha, dan berusaha. Hasilnya, pasti kita bisa. Ga ada yang ga bisa kita lakukan kalau kita berusaha sungguh-sungguh. Oke deh.. kalau ada yang tertarik sama aksesoris dan ingin pesan. Boleh loh.. saya menerima pesanan dari skala kecil sampai besar (ribuan). Beberapa contoh model produk peniti yang saya buat.











Not allowed to copy & paste photo without permission.
Copyright of anggradewi.blog





2 komentar:

  1. duh..cantik2 ya penitinya,,pengen bisa juga deh,,soalnya aku suka pake aksesoris juga..btw salam kenal yah..izin fotonya aku copy ya..love it..

    BalasHapus
  2. cantikk...sistt ya..
    salam http://purimuslim.com

    BalasHapus