Berawal dari kegemaran saya dengan produk-produk aksesoris, maka
setiap kali saya pergi ke suatu tempat misalnya ke mall atau ke tempat wisata
pasti saya bawa oleh-olehnya aksesoris. Akhirnya sekitar tahun 2008, saya
menemukan toko bahan aksesoris dan dari sanalah muncul keinginan untuk membuat
produk aksesoris. Kebetulan waktu kuliah saya bertemu teman yang sebelumnya
pernah berbisnis aksesoris. Kemudian akhirnya kami bekerja sama dan mendapatkan
beberapa proyek yang cukup besar untuk menjadi suplier toko aksesoris yang
cukup terkemuka.
Sekarang, setelah beberapa tahun berlalu, saya masih
menyempatkan diri untuk membuat beberapa produk aksesoris di tengah-tengah
kesibukan bekerja. Membuat aksesoris seperti halnya obat yang dapat
menyembuhkan kepenatan. Ya, ketika saya melihat hasil aksesoris yang indah,
sepertinya hati ini terasa begitu puas. Memang tidak mudah membuat aksesoris
itu, tangan sempet kegunting, kena lem panas, bahkan sering ketusuk jarum. Tapi
ga masalah, namanya juga belajar dan belajar.
Produk yang saya buat di antaranya gelang, bando, kalung,
dan peniti hias. Nah untuk yang terakhir itu tuh, si peniti hias butuh
perjuangan yang sangat keras. Ceritanya lucu sekali. Begini, dulu pernah ada
orderan dari temen untuk membuat peniti hias untuk jilbab dengan hisan
permata-permata gitu. Jiwa seorang pebisnis sih langsung bilang ok, berapa
banyak? But, dont you know dulu itu saya ga bisa sama sekali bikin peniti hias.
Ok, fine bisa belajar. Itu prinsip saya. Kemudian saya beli dulu selusin peniti
hias. Sebagai informasi bentuk peniti itu aslinya ga kayak sekarang yang udah
bengkok, tapi panjang lurus. Nah, saya mulai belajar bengkokin biar kayak
peniti di pasaran (waktu itu saya beli satu buat dijadiin contoh). Hasilnya????
Baguslah, seelusin-lusinnya patah. Hhhhmmmm..down, kah?? Justru tidak, akhirnya
saya beli lebih banyak dan belajar. Awalnya penyon-penyon, lama kelamaan makin
banyak belajar jadi jago deh (akhirnyaaaaaaaa..). Tanganku korban kekerasan (alias kejepit tang
terus-terusan, hahaa).
ini nih bahan peniti yang lurus itu.
Bahan baku peniti |
Alhamdulillah udah ratusan peniti berhasil dibuat dan
terjual. Pelajaran yang dapat kita petik
adalah selalu berusaha, berusaha, dan berusaha. Hasilnya, pasti kita bisa. Ga ada
yang ga bisa kita lakukan kalau kita berusaha sungguh-sungguh. Oke deh.. kalau
ada yang tertarik sama aksesoris dan ingin pesan. Boleh loh.. saya menerima
pesanan dari skala kecil sampai besar (ribuan). Beberapa contoh model produk peniti yang saya buat.
Not allowed to copy & paste photo without permission.
Copyright of anggradewi.blog
duh..cantik2 ya penitinya,,pengen bisa juga deh,,soalnya aku suka pake aksesoris juga..btw salam kenal yah..izin fotonya aku copy ya..love it..
BalasHapuscantikk...sistt ya..
BalasHapussalam http://purimuslim.com